SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)– Puluhan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Sidoarjo, menolak rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)bersubsidi yang sudah dirancang pemerintah pusat.
Penolakan kader yang didominasi para ibu ini, dituangkan melalui spanduk berukuran 1X 4 meter, yang dibentangkan di depan kantor DPD PKS Sidoarjo, Senin (10/6/2013).

“Kita menolak kenaikan BBM, karena bakal tambah menyengsarakan masyarakat kecil terutama ibu-ibu,” terang Nurul Mujahadah staff kaderasi DPD PKS Sidoarjo.
Masih menurut kader yang akan maju sebagai Caleg DPR RI ini, saat ini masyarakat pada umumnya sudah diberatkan dengan berbagai biaya persiapan masuk sekolah tahun ajaran baru.
Ditambah lagi berbagai kebutuhan pokok juga sudah mulai merangkak naik.
Apalagi kenyataan di lapangan, LPG 3 kg di pasaran juga sudah mulai naik dari harga Rp 13 ribu menjadi Rp 14 ribu.
Jika pemerintah tidak peduli dan tetap menaikkan harga BBM, maka komplit sudah penderitaan masyarakat kecil.
“Kita sebagai ibu rumah tangga pada bingung mengatur keuangan karena semua sudah mulai mahal. Apalagi nanti BBM benar-benar naik, beban perekonomian kami semakin berat,” jelas Nurul lagi.
Soal pemberian bantuan langsung sementara (BLSM) dari pemerintah sebagai kompensasi kenaikan BBM itu, Nurul menyebutkan sebagai sesuatu yang dipolitisasi.
Pasalnya, pemberian kompensasi sebesar Rp 200 ribu / bulan itu, sangat tidak seimbang dengan naiknya berbagai kebutuhan pokok di pasaran.
“Kita tolak BLSM karena memang bernuansa politis,” jelas Nurul lagi.
Sama halnya dengan Nurul, Sri Utami kader PKS lain juga menyuarakan penolakan yang sama.
Menurut Sri Utami, jika dilihat kondisi yang ada, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.
Dirinya meminta pemerintah pusat, untuk mengkaji atau jika perlu membatalkan rencana kenaikanharga BBM yang direncanakan pada pertengahan bulan Juni 2013 ini.
“Tolong rencana kenaikan BM ini dibatalkan saja,” cetusnya. (Abidin)