SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Keputusan pemerintah Arab Saudi untuk memangkas kuota jamaah haji Indonesia sebesar 20 persen, diakui atau tidak berimbas pada menurunnya jumlah kuota calon jamaah haji (CHJ) seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Sidoarjo.

Tidak tanggung-tanggung, sesuai dengan data dari Kantor Kementrian Agama Sidoarjo, sebanyak 200 calon jamaah haji Sidoarjo dari total 4000 lebih calon jamaah haji Sidoarjo, terancam gagal berangkat ke tanah suci akibat pemangkasan kuota itu.
Melihat kenyataan ini, dua tokoh Kabupaten Sidoarjo yakni H.Dawud Budi Sutrisno SH.MHum dan KH Rofiq Siradj Rois Suriyah PCNU Kabupaten Sidoarjo, menegaskan keprihatinannya dengan melakukan diskusi untuk mencari solusi terbaik soal pemangkasan tersebut.
“Diskusi yang kebetulan kita lakukan dengan niat silatuhrohmi di kediaman Gus Rofiq ini, untuk mencarikan solusi terbaik untuk bagaimana penerapan pemangkasan kuota haji Sidoarjo nanti,” tutur Dawud selepas melakukan pertemuan dengan Gus Rofiq beberapa waktu lalu.
Masih menurut Dawud, dari hasil diskusi itu, secara pribadi Gus Rofiq menitipkan aspirasi agar pada pemangkasan nanti tetap memperhatikan calon jamaah haji yang sudah sekian lama menunggu untuk berangkat.
Bahkan jika bisa, Kantor kementrian Agama memprioritaskan calon jamaah haji yang usianya diatas 65 tahun untuk tetap berangkat.
“Gus Rofiq sebagai salah satu ulama di Sidoarjo berpesan, agar saya melakukan komunikasi dengan Kementrian Agama, agar tetap memprioritaskan pendaftar yang sudah menunggu 10 tahun untuk bisa ke tanah suci. Selain itu, tetap ada skala prioritas bagi calon jamaah yang berusia 65 tahun ke atas, sedangkan yang muda untuk sementara ditunda dulu,” terang Dawud yang menegaskan segera melakukan langkah komunikasi tersebut. (Abidin)