
SIDOARJO- Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Sidoarjo saat prosesi persalinan dalam kurun waktu dua tahun terakhir, cenderung mengalami kenaikan.
Hal ini terungkap dalam seminar sehari bertajuk ’ Revitalisasi sistem rujukan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, guna meningkatkan pelayanan kesehatan’ yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten diruang Delta Nugraha gedung Pemkab lantai III selasa (10/11).
Dari data yang ada, Jika pada tahun 2007 AKI mencapai 91,81 / 100.000 Kelahiran Hidup, maka pada tahun 2008 angka ini naik menjadi 112 / 100.000 KH .
Tidak berhenti disini, angka kematian ibu ini terus mengalami kenaikan, hingga akhir September 2009 kemarin, AKI mencapai 113,5/100.000 KH atau sekitar 23 nyawa ibu meninggal saat melahirkan.
Menurut Bupati Sidoarjo dalam arahan sebagai key note speaker seminar, meskipun angka ini masih di bawah standar AKI Nasional, namun diharapkan seluruh komponen terkait tetap waspada.
“Sebenarnya AKI di Sidoarjo masih di bawah angka AKI standart Nasional yakni 307/100.000 KH. Namun begitu kita tidak boleh terlena dan terus kita waspadai,” terang Bupati.
Dalam seminar yang digelar berkaitan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 45 ini, juga dihadirkan pembicara dari Propinsi yakni Kasubdin Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi jawa Timur Dr Herlin Feriana Mkes yang mengupas tuntas latar belakang masih tingginya AKI di Jawa Timur.
Bahkan yang mengejutkan, ternyata AKI di Sidoarjo merupakan salah satu AKI tertinggi setelah dari beberapa kabupaten di jawa Timur.
““Banyak factor yang menyebabkan tingginya AKI ini, salah satunya adalah keterlambatan penanganan secara medis ketika si ibu membutuhkannya,” ujar Dr herlin dalam salah satu materinya .(Abidin)













