PORONG (kabarsidoarjo.com) – Sudah sembilan tahun semburan lumpur panas Lapindo muncul.
Dan hingga kini, belum ada pertanda akan berhentinya semburan lumpur yang sudah menenggelamkan sekitar 17 Desa di wilayah Kecamatan Porong, dan Tanggulangin.

Menurut Alumnus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Djaja Laksana, dampaknya akan semakin meluas dan bisa membahayakan orang banyak jika semburan lumpur tak kunjung dihentikan.
“Bisa terjadi Subsidence (penurunan tanah. Red) jika tidak segera dihentikan semburannya, ” tuturnya.
Oleh karena itu, Lanjut Djaja Laksana, penanggulangan semburan lumpur panas lapindo bisa diatasi dengan menerapkan metode tertentu.
“Jika menggunakan metode Bernoulli, yang pada intinya menyeimbangkan tekanan air semburan dengan gaya gravitasi bumi,” lanjutnya.
“Pada intinya metode tersebut cara menghentikan semburan lumpurnya dengan kekuatan semburan lumpur itu sendiri ” imbuh Djaja.
Djaja menegaskan, selama ini metode penanganan penghentian semburan lumpur panas lapindo yang dilakukan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) tidak efektif.
“Terkesan membuang-buang biaya namun masih belum bisa menghentikan semburan,” tegasnya. (Dwipa)