TULANGAN (kabarsidoarjo.com)- Akibat aliran air Kali Purboyo dua yang melintasi Desa Grabakan-Kepuh Kemiri-Grinting Kecamatan Tulangan tidak begitu lancar akibat pendangkalan parah, para petani menjerit dan terancam gagal panen.
Berbagai usaha sudah dilakukan para petani, agar sawah mereka bisa teraliri air dengan maksimal.
Namun tetap saja, usaha mereka sia-sia karena volume air kali juga tidak maksimal.
Ahmad Fadil Kepala Desa Grinting Kecamatan Tulangan menuturkan, kekuhan para petani sebenarnya sudah lama disuarakan bahkan sudah pernah mengadu ke dinas terkait.
Sudah pernah dilontarkan ide untuk mendatangkan alat berat milik Dinas Bina Marga, tapi biaya yang mahal menjadi kendala para petani.
“Pegawai dari dinas bilang biayanya mahal kalau menggunakan alat berat untuk normalisasi sungai. Karena keterbatan dana itu, petani hanya bisa diam,” ujar Fadil.
Masih menurut Fadil, selain karena pendangkalan kali Purboyo dua yang parah, program jaring sampah yang diterapkan desa-desa disepanjang aliran kali Purboyo dua juga menjadi persoalan tambahan.
Karena sampah yang tersaring di jaring itu, tidak cepat diangkut dan dibuang, maka air semakin sulit mengalir.
“Kita ingin ada solusi dari dinas terkait untuk segera mengatasi ini. Kalau tidak, para petani terancam gagal panen,” ulas Fadil.
Fadil menyatakan, jalan terakhir agar jeritan petani ini bisa segera terjawab, dirinya menyampaikan keluhan kepada Damroni Chudlori anggota DPRD Sidoarjo dari Dapil Tulangan.
Foto-foto pendangkalan kali Purboyo dikirimkan kepada Damroni, yang akhirnya dijawab dengan melakukan sidak langsung ke lapangan.
Lakukan Sidak
Damroni Chudlori anggota FKB DPRD Sidoarjo yang mendapatkan keluhan dari petani melalui kepala Desa Grinting Tulangan, pada Jum’at (19/7/2019) sore akhirnya turun langsung meninjau lokasi kali Purboyo dua yang mengalami pendangkalan.
Meskipun baru turun dari kunjungan kerjanya di luar kota, tidak menjadi halangan bagi politisi PKB ini untuk menyerap aspirasi warga.
“Kita ingin langsung melihat fakta di lapangan bagaimana kondisi pendangkalan kali Purboyo dua itu. Dan nyatanya memang sangat miris, sungai seakan sudah menjadi daratan. Ini harus ada normalisasi sungai yang dimulai dari bagian hulu di Swalow Balongbendo,” jelas Damroni.
Damroni mengaku sudah menyampaikan informasi pendangkalan kali Purbaya dua itu ke Kepala Dinas Bina Marga.
Namun jangankan menjawab informasi yang disampaikan, mengucapkan terima kasih saja atas informasi itu, tidak dilakukan kepala dinas Bina Marga.
“Kalau pejabatnya saja tidak ada respon, bagaimana pembangunan bisa jalan. Ini bisa menjadi preseden buruk bagi pemerintahan abah Saiful,” terang Damroni. yang mengaku siap memperjuangkan keluhan para petani ini. (Abidin)













