SIDOARJO (kabarsidoarjo.com) – Pengelolaan sampah memang menjadi persoalan hampir semua daerah, termasuk Kabupaten Sidoarjo.
Sampah yang terus bertambah sejalan dengan perkembangan daerah harus benar-benar dikelola, agar tidak menjadi masalah pelik yang sulit diselesaikan.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kelana Aprilianto – Dwi Astutik menaruh perhatian serius terhadap persoalan sampah ini.
“Kami tidak ingin Sidoarjo “darurat sampah”. Gara-gara kita tidak mampu mengelolanya dengan benar”, tegas Kelana, di sela-sela bertemu pendukungnya di Sidoarjo, Minggu 22/11.
Dengan 332 Desa yang terbagi di 18 Kecamatan, Kabupaten Sidoarjo memiliki enam Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), terbagi di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Waru, Taman, Porong, Krian, Buduran dan Kota Sidoarjo.
Sedangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) hanya satu, yang terletak di Kecamatan Jabon.
Jumlah ini tentu jauh dari memadai.
Mengingat sampah yang dihasilkan sekitar 2,26 juta warga Sidoarjo terbilang tinggi.
Setiap hari, satu orang warga membuang 0,5 kg sampah, artinya lebih dari 1.100 ton sampah dihasilkan per hari, sementara kemampuan armada truk mengangkut sampah ke TPA, hanya sekitar 400 ton.
Itu pun sampah yang sudah diolah.
Untuk menjawab persoalan sampah, pasangan Kelana – Astutik yang diusung PDIP dan PAN memiliki konsep “membendung” sampah, agar tidak semuanya dikirim dan menjadi beban TPA Jabon.
“Caranya, ya dengan menambah TPST yang lebih tersebar dan memiliki kemampuan mendaur ulang sampah”, kata Kelana.
Sehingga TPA Jabon yang memiliki luas 8 hektar tidak harus menampung semua sampah.
Sebab idealnya, sampah yang dikirim ke TPA hanya 25 % dari seluruh sampah yang dihasilkan masyarakat.
Menurut Kelana, penambahan TPST juga akan diikuti dengan melibatkan kecamatan hingga desa, untuk mengelola sampah yang dihasilkan di masing-masing daerah tersebut.
Inilah langkah yang dimaksud dengan “membendung” sampah, karena satu persatu sudah diselesaikan di masing-masing tingkatan wilayah.
Selain membangun infrastruktur pengelolaan sampah, Kelana juga akan membangun kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
Sebab, bukan saja mengganggu keindahan tetapi juga bisa menimbulkan penyakit.
“Niat Kelana-Astutik kan, membawa Sidoarjo menjadi kabupaten yang layak huni. Daerah yang nyaman untuk jadi tempat tinggal”, jelas Kelana menutup pembicaraan. (Ks3/din)