SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)– Dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, serta mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo menggencarkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Masyarakat (ST BM).
Untuk mempermudah langkah penerapan ini, Dinkes menggandeng beberapa pihak dengan pengembangan metode pendekatan baru dengan Sanitasi Total Dan Pemasangan Sanitasi atau disebut dengan SToPS.

“Dengan pendekatan ini, kita harapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat sendiri untuk membudayakan perilaku hidup sehat dengan membuang air besar di jamban keluarga,” tutur kepala dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo DR.dr.Hj Tri Ratih Agustina.
Masih menurut Tri Ratih, sampai dengan akhir tahun 2009, cakupan penduduk yang menggunakan sarana jamban keluarga baru mencapai 58,4%. Sedangkan 42,6% penduduk Sidoarjo terutama yang tinggal di pedesaan, masih belum menggunakan jamban keluarga.
“Sebenarnya sejak tahun 1974, pemerintah sudah menerapkan program Samijaga (Sarana air minum & Jamban Keluarga), namun karena belum sesuai harapan, maka pemerintah menerapkan strategi Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM),” ungkapnya.
Dari data yang ada, Dinkes saat ini sudah melakukan pembinaan program STopS terhadap 30 Desa di 8 Puskesmas kecamatan yang ada.
Diantaranya Puskesmas Krian, Bareng Krajan, Sukodono, Taman, Trosobo, Balongbendo, dan Puskesmas Urang Agung Sidoarjo.
“Pembinaan ini kita fokuskan pada desa yang berada di kawasan pinggiran kali untuk hasil yang maksimal,” urai Saiful Anam Sie Penyehatan Lingkungan Dinkes Sidoarjo. (Abidin)













