SIDOARJO (kabarsidoarjo.com) – Jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) untuk kalangan kaum adam di Kabupaten Sidoarjo dipandang masih rendah.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kabupaten Sidoarjo Dra. Arsiyah, Msi melalui Kabid Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KB-KS) Moh. Yusuf mengatakan, kurang minatnya kaum pria untuk ber-KB itu karena alasan klasik.
Mereka beralasan, jika mereka ber-KB, para pria tidak bisa terpuaskan dalam hal berhubungan suami-istri.
“Sebenarnya tidak seperti itu, ada yang lebih penting dari itu,” kata Moh. Yusuf.
Menurut data yang terkumpul, semenjak 2003, pria ber-KB masih berkisar pada angka 0,2 persen. Secara perlahan, prosesntase tersebut meningkat hingga 2009 menjadi 0,7 persen.
Diperkirakan, 2010 ini prosentase capaian tersebut meningkat menjadi 0,9 persen.
“Secara real tidak bisa berandai-andai, dan 0,9 persen itu sudah maksimal dan kondisinya itu kalau biasa-biasa saja,” katanya.
Agar program KB di Kabupaten Sidoarjo bisa berjalan sukses, pihaknya akan memacu peningkatan jumlah partisipasi hingga 1,5 persen.
Dan jumlah tersebut bisa menyamai prosentase Provinsi Jawa Timur yang saat ini sudah mencapai 3,5 persen.
“Estimasinya kalau 1 persen saja itu sudah bagus,” katanya.
Dari data yang terkumpul, Yusuf menyebutkan, jumlah warga Sidoarjo yang sudah ber-KB mencapai 271.974 orang. Untuk perempuan, jumlahnya sebanyak 269.803 orang dan pria, jumlahnya mencapai 2.171 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari jenis IUD, KB pria, KB wanita, Implan, Suntik, Pil dan Kondom.
Untuk KB pria tercatat hanya 638 orang saja. Sedang jumlah pria yang memakai kondom sekitar 1.533.
“Kalau dibanding jumlah keseluruhan, pria ber-KB masih rendah,” jelasnya.
Agar program, KB di masyarakat bisa semakin meningkat, pihaknya terus melakukan terobosan-terobosan program. Salah satu yang gencar dilakukan adalah mensosialisasikan program KB di tengah-tengah masyarakat. Termasuk dengan cara menampilkan seorang pria ber-KB sebagai media testimoni.
“Ini dilakukan untuk pemahaman dan penyadaran masyarakat,” jelasnya. (Abidin)












