Sidoarjo (Kabarsidoarjo.com) – Revitalisasi Makam para Auliya Pondok Pesantren sepuh Sono, Desa Sono Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo dimulai. Dimulainya revitalisasi makam yang berada di komplek asrama Gupusjat Optronik II Puspalad Sidoarjo ditandai dengan peletakan batu pertama oleh KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP, Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki Mustamar dan Ulama Khos Sidoarjo sekaligus Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH. Agoes Ali Masyhuri. Rabu, (31/8).
Turut mendampingi kunjungan KASAD diantaranya Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, M.Sc serta Kapolda Jatim Irjen Pol. Dr. Nico Afinta ikut hadir dalam kesempatan tersebut. Selain itu juga dihadiri oleh Rais Syuriah PCNU Sidoarjo KH. Abdus Salam Mujid serta KH. Amirudin Muin.
Sebelum dimulai peletakan batu pertama, KASAD Jenderal Dudung berziarah ke makam KH. Muhayyin. Terdapat enam makam utama dalam komplek tersebut, urutan yang paling sepuh yaitu KH. Muhayyin, Nyai Hj. Asfiyah (istri KH. Muhayyin, KH. Abu Mansur, KH. Zarkasyi, KH. Said dan KH. Maksum Ali.
Dudung Abdurachman menyampaikan ucapan terimakasihnya atas dukungan dan partisipasi semua pihak atas terlaksananya revitalisasi makam auliya Sono. Dikatakannya keberadaan makam tersebut memiliki nilai histori yang penting bagi perjuangan kemerdekaan RI.
Banyak syuhada yang gugur dan yang dimakamkan ditempat ini. Cerita itu ia dapatkan langsung dari bupati Sidoarjo saat beberapa bulan lalu berziarah ke makam Sono. Dari cerita tersebut terketuklah hatinya untuk ikut merawat makam tersebut.
“Saya langsung perintahkan panggil Kapuspalad, kita langsung revitalisasi, kebetulan saya juga NU, saya dulu nyantri juga,”sampainya.
Sementara itu Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor mengatakan makam Sono menjadi salah satu cagar budaya di Sidoarjo. Keberadaannya akan menjadi destinasi wisata religi. Diceritakannya auliya Sono yang di makam kan disini merupakan pendiri pondok pesantren Sono.
Banyak auliya besar pernah menimbah ilmu di Ponpes Sono. Salah satunya pendiri NU KH. Hasyim Asyari. Sidoarjo dulu kaya Gus Muhdlor pernah menjadi pusat pendidikan Islam. Tempatnya di ponpes Sono Buduran.
“Ditempat ini juga dimakamkan KH. Said yang merupakan ayah dari KH. Ali Mas’ud atau Mbah Ud Pagerwojo Buduran. Makam Sono ini penting karena menjadi sejarah bahwa pusat peradaban pendidikan Islam pernah ada di Sidoarjo,” terangnya.
Kepada Jenderal Dudung, Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor menjelaskan maket revitalisasi komplek makam sesepuh Pondok Sono. Putra Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH. Agoes Ali Masyhuri itu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada KASAD atas ijin revitalisasi makam auliya Sono.
Dikatakannya revitalisasi makam Sono telah menjadi aspirasi masyarakat Sidoarjo sejak lama. Dirinya bersyukur revitalisasi dapat terwujud setelah melalui MoU pinjam pakai lahan makam antara Kodam V Brawijaya dengan Pemkab Sidoarjo.
“Ini satu keberkahan bagi kami, mewakili masyarakat Sidoarjo saya ucapkan banyak terimakasih,”pungkasnya. (Eko Setyawan)