BUDURAN (KABARSIDOARJO.COM) – Kesenian wayang kulit sudah menjadi budaya nusantara. Banyak nilai-nilai kearifan lokal wisdom yang didalamnya hasil dari kebudayaan leluhur. Oleh karenanya Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali berharap kebudayaan lokal yang ada tidak luntur ditelan zaman. Bahkan masyarakat diminta lebih menambah kecintaannya terhadap budaya wayang kulit seperti ini.
“Kesenian wayang kulit seperti ini banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan karakter bangsa kita, untuk itu sudah seharusnya kita lestarikan agar tidak luntur tergerus zaman kebudayaan lokal khususnya Sidoarjo,” ucapnya saat menghadiri pegelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka Ruwah Desa Sidokepung Kecamatan Buduran, Kamis malam, (7/3).
Gus Muhdlor sapaan akrab bupati Sidoarjo mengatakan pagelaran wayang kulit seperti ini akan menambah kecintaan lokal wisdom. Oleh karenanya pertunjukan budaya semacam ini dapat lebih disemarakan lagi. Dengan begitu budaya asli nusantara tidak akan pernah hilang ditengah-tengah masyarakat. Generasi muda juga akan mengetahui bahwa budaya merupakan jati diri bangsa.
“Kami tidak ingin bahwa wong Jowo ilang Jowone, wong Sidoarjo kelangan wayang asli Sidoarjo termasuk yang akan ditampilkan nanti,”ucapnya.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menekankan untuk mendorong desa maupun masyarakat Sidoarjo untuk melestarikan budaya wayang kulit seperti ini. Beliau meminta pagelaran wayang kulit asli Sidoarjo dapat ditampilkan saat menggelar hajatan. Dengan begitu salah satu budaya asli Sidoarjo dapat tetap lestari ditengah gempuran zaman.
“Mau tidak mau, suka tidak suka wong Sidoarjo, pemerintah Kabupaten Sidoarjo, kecamatan, desa harus gelem ngurip-nguripi budaya asli Sidoarjo,”ujarnya.
Bupati Gus Muhdlor juga sampaikan acara ruwah desa semacam ini merupakan bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta. Kegiatan keagamaan yang menjadi rangkaian kegiatan ruwah desa akan menjauhkan Desa Sidokepung dari marabahaya dan bencana. Warganya juga akan semakin guyub rukun dalam membangun desanya untuk tidak terputus komunikasi antar anggota keluarga/masyarakat.
“Semoga ruwah desa, tasyakuran ini barokah, warga Sidokepung semakin guyub rukun dan diberi kelapangan dada untuk lebih mencintai desanya. Dan jangan juga sampe kepaten obor(terputusnya komunikasi antar keluarga),”tuturnya.(ARS)