SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Pentingnya pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan identitas dan jati diri bangsa, menjadi hal yang diulas dalam sarasehan pendidikan dengan tema prospek pendidikan di Sidoarjo menyongsong se abad Nahdlatul Ulama, yang digelar Ikatan Sarjana NU Pengurus Cabang Sidoarjo di aula Maarif NU Sidoarjo, Selasa (23/10/2018).
Dalam sarasehan ini, hadir sebagai nara sumber KH Miftahul Lutfi Muhammad al Mutawakkil Pengasuh Ma’had Tee Bee Tambak Bening Surabaya, Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskun, Wakil Bupati Sidoarjo H.Nur Ahmad Syaifuddin SH, ketua ISNU Sidoarjo Dr Sholehuddin M.Pd.I yang bertindak sebagai moderator serta ratusan perwakilan guru Maarif se Sidoarjo.
Dalam sambutannya sebelum membuka sarasehan, Wakil Bupati Sidoarjo H.Nur Ahmad Syaifuddin SH Mengajak para peserta seresehan, untuk turut berfikir bagaimana turut menumbuhkan tokoh tokoh pendidikan baru zaman dulu muncul tokoh tokoh pendidikan.
“Selama ini kita ikut larut dalam euforia saja. Padahal lembaga pendidikan di Sidoarjo sangat luar biasa.
Yang bisa dilakukan pemerintah adalah memberikan bantuan ssdangkan yang merumuskan adalah kalangan akademis yang merespon pendidikan,” ujar Wabup.
Dengan anggaran pendidikan sebesar Rp 1.3 triliun saat ini lanjut Wabup,
lembaga pendidikan khususnya swasta harus mampu membuat managemen pendidikan yang bagus agar semakin banyak siswanya.
“Sehingga nantinya sekolah swasta tidak kalah dengan negeri. Dan saya dorong lembaga pendidikan Ma’arif NU bisa bekerja sama dengan Diknas untuk peningkatan kwalitas pendidikannya,” ungkap Wabup.
Sementara itu ketua ISNU Sidoarjo
Dr Sholehuddin M.Pd.I selaku ketua panitia saresehan menerangkan, tujuan dari saresehan ini untuk menghindari adanya urusan politik masuk dalam dunia pendidikan khususnya di Sidoarjo.
Karena jika politik sudah masuk pendidikan ujar Sholehuddin, maka pendidikan akan menjadi rusak.
“Beberapa waktu lalu ada faham faham radikal yang sempat masuk di dunia pendidikan kita dan ini berbahaya. Karenanya kita gelar rapat dan saresehan ini, agar ada antisipasi kepentingan politik masuk pendidikan,” ujar Sholehuddin.
Sedangkan nara sumber KH Miftahul Lutfi Muhammad al Mutawakkil pada kesempatan ini, menjabarkan secara detail tujuan utama pendidikan, dengan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan. (Abidin)