SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Pembaca tahu soal STIFIn ? ya, STIFIn adalah singkatan dari Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting, adalah teori 5 Mesin Kecerdasan dalam konsep STIFIn yang dikembangkan oleh Farid Poniman, merujuk pada teori psikologi C.G. Jung, Ned Hermann, dan Paul D. Maclean.
Di Indonesia atau khususnya di Sidoarjo, STIFIn kerap dikenalkan oleh DR. Berlian Aniek Herlina MPSI selaku PROMOTOR STIFIn.
Di berbagai kegiatan yang berhubungan dengan komunitas profesional, DR.Berlian Aniek kerap memperkenallan Hal ini untuk mengetahui bakat fan kemampuan mana seseorang itu seharusnya berada.
“STIFIn ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan SDM seseorang, untuk bisa lebih dalam lagi mengeksplor kemampuannya itu,” tutur DR Berlian saat memberikan training di acara KADIN Sidoarjo.
STIFIn sendiri sudah dilakukan riset selama kurang lebih 13 tahun bersama KUBIK Training & Consultancy.
STIFIn adalah teori 5 Mesin Kecerdasan dalam konsep STIFIn yang dikembangkan oleh Farid Poniman, merujuk pada teori psikologi C.G. Jung, Ned Hermann, dan Paul D. Maclean.
Cara mengetahui Mesin Kecerdasan melalui tes STIFIn. Dengan tes ini seseorang akan mengetahui Mesin Kecerdasan-nya.
Dari sini ternyata banyak sekali paket informasi yang biasa dikuak, mulai dari metabolisme tubuh, kekuatan dan kelemahan diri, pasangan kemistri unsur alam, cara belajar, kesesuaian profesi, cara bekerja, cara berhubungan, dan cara sukses menjalani hidup.
Jika tes IQ mengukur skor kecerdasan secara umum, maka tes STIFIn mengukur jenis kecerdasan secara spesifik (disebut Mesin Kecerdasan). Caranya? Scan 10 sidik jari, kirim ke server STIFIn Pusat, diolah oleh aplikasi, keluar hasil sebelum 24 jam.
Mesin Kecerdasan hasil Tes STIFIn ibarat menemukan “sistem operasi” (istilah dalam bidang komputer) otak seseorang, sementara tes sidik jari lain hanya mampu mengukut perangkat keras otak.
Jika Mesin Kecerdasan diketahui, maka akan diketahui pula Cara Kerja Tubuhnya.
Dengan mengetahui kedua-duanya, maka dapat diprediksi segala kecenderungan (bukan ramalan) dalam urusan sekolah, pekerjaan, pasangan, dll. Tiap Mesin Kecerdasan punya drive (pilot).
Mesin Kecerdasan yang sudah ada pilotnya disebut sebagai karakter. Karena Mesin Kecerdasan dan pilotnya bersumber dari genetik, maka karakterpun menjadi karakter permanen.
(Abidin)