SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Gagalnya Partai Perindo menempatkan Calegnya meraih kursi di parlemen Sidoarjo, ternyata berbuntut panjang.
Sedikitnya enam Caleg gagal rame-rame melaporkan Edy Setyo Boedi ketua DPC Perindo Sidoarjo ke Polresta Sidoarjo, karena merasa dibohongi dengan dimintai uang Rp 50 -100 juta saat mendaftar menjadi Caleg di Pemilu 2019 kemarin.
Salah seorang Caleg dari desa Pranti, Kecamatan Sedati, mengaku pernah menyetor Rp 100 juta dan dijanjikan lolos.
Pemberian diberikan bertahap, pertama Rp 30 juta, sampai mencapai Rp 100 juta.
Pelapor umumnya diberi posisi nomor 1 di masing-masing Dapilnya.
Seperti Andri, masuk Dapil 1 (Sedati-Buduran-kota), tetapi dia tidak lolos.
Para pelapor meminta tanggungjawab Edi, karena merasa ditipu.
Dihubungi terpisah, Edi Setya Boedi yang kemarin menyatakan menolak mengembalikan uang tersebut, karena tidak merasa melakukan perbuatan melawan hukum.
“Dana itu bukan untuk pribadi saya, dana itu untuk biaya kampanye. Bukan hanya 1 Caleg, ada 6 Caleg yang mengejar saya, dan meminta uang kampanyenya dikembalikan,” terangnya.
Soal uang diakui pernah diterima dari 6 Caleg, padahal uang digunakan untuk beaya kampanye.
‘Uang itu untuk partai dan digunakan untuk keperluan kampanye. Dan tidak ada kesepakatan pihaknya akan menjamin Caleg menang,” imbuh Edi.
Edi berkilah, kalau dengan uang Rp 100 juta dijamin menang dan menjasi anggota dewan, tentu banyak yang mau. Bahkan Edi akan senang merogoh koceknya Rp 1 miliar bila ada jaminan menang.
“Di Pemilu, tidak ada jaminan seseorang bisa menang biarpun modalnya miliaran,” ungkapnya. (Abidin)















